17.7.10

Kisah lukisan "Tangan Yang Berdoa"


Sekitar tahun 1490, ada 2 orang sahabat muda, Albrecht Durer dan Franz Knigstein, yang sedang berusaha keras untuk menjadi pelukis. Karena mereka miskin, maka mereka pun bekerja demi dapat membiayai sekolah seni yang sedang mereka ikuti.
Ternyata, waktu mereka habis untuk bekerja, sedangkan penghasilan mereka pas-pasan. Akhirnya mereka mencapai kesepakatan: Mereka akan membuang undi. Salah satu akan bekerja untuk membiayai kehidupan mereka berdua, sedangkan yang lainnya akan meneruskan belajar seni. Albrecht memenangkan tiket untuk belajar, sedangkan Franz bekerja sebagai buruh kasar.

Merekapun bersepakat, setelah Albrecht berhasil sebagai pelukis, ia akan membantu Franz untuk belajar seni.
Albrecht pergi ke sebuah kota di Eropa untuk belajar seni. Seperti yang diketahui oleh dunia, Albrecht bukan saja punya talenta sebagai pelukis, tetapi ia juga seorang yang jenius di bidangnya. Saat Albrecht telah meraih sukses, ia kembali kepada sahabatnya, Franz, untuk memenuhi janji mereka. Tetapi yang ditemui Albrecht adalah harga mahal yang harus dibayar oleh Franz. Franz yang bekerja sebagai buruh kasar kini mengalami kaku dan bengkok pada jari-jari tangannya. Tangan Franz telah hancur selamanya. Ia tak dapat lagi memegang kuas, apalagi menggoreskannya untuk sebuah karya seni yang indah. Meski impiannya menjadi pelukis tidak terwujud, Franz sangat gembira dan bahagia atas keberhasilan yang diraih temannya.

Suatu hari, Albrecht mengunjungi sahabatnya ini secara diam-diam. Ia menemukan Franz yang sedang berlutut, mengatupkan jari-jari tangannya yang telah kaku dan bengkok, khidmat berdoa untuk kesuksesan sahabatnya, meski ia sendiri tak akan mungkin lagi menjadi seorang pelukis. Albrecht Durer, si jenius, tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia langsung membuat sketsa tangan sahabat sejatinya yang sedang berdoa. Belakangan, setelah selesai menggarap lukisan itu, Albrecht memberi judul lukisannya “Tangan Yang Berdoa”.

Kini, galeri-galeri lukisan di dunia memamerkan karya-karya Albrecht, tak
terkecuali lukisannya “Tangan Yang Berdoa” yang menyimbolkan kasih, pengorbanan, kerja keras, dan rasa terima kasih yang dalam. Lukisan itu
juga mengingatkan dunia akan kekuatan, penghiburan, dan kelegaan yang didapat karena berdoa



Sumber : "Stories for the extreme teen's heart, Compiled by Alice Gray, Multnomah Publisher, USA, 2000
»»  READMORE...

15.7.10

15 Thing that God won't ask !


God won’t ask what kind of car you drove, but will ask how many people you drove who didn’t have transportation.God won’t ask the square footage of your house, but will ask how many people you welcomed into your home.
God won’t ask about the fancy clothes you had in your closet, but will ask how many of those clothes helped the needy.
God won’t ask about your social status, but will ask what kind of class you displayed.
God won’t ask how many material possessions you had, but will ask if they dictated your life.
God won’t ask what your highest salary was, but will ask if you compromised your character to obtain that salary.
God won’t ask how much overtime you worked, but will ask if you worked overtime for your family and loved ones.
God won’t ask how many promotions you received, but will ask how you promoted others.
God won’t ask what your job title was, but will ask if you reformed your job to the best of your ability.
God won’t ask what you did to help yourself, but will ask what you did to help others.
God won’t ask how many friends you had, but will ask how many people to whom you were a true friend.
God won’t ask what you did to protect your rights, but will ask what you did to protect the rights of others.
God won’t ask in what neighborhood you lived, but will ask how you treated your neighbors.
God won’t ask about the color of your skin, but will ask about the content of your character.
God won’t ask how many times your deeds matched your words, but will ask how many times they didn’t.....
»»  READMORE...