17.7.11

Urusan 'si' Pribadi !

Suatu hari,ada sepasang sahabat yang bercengkrama...
mereka bernama Budi dan Adi..

Budi berkata pada Adi
Budi: heh di, kamu kenal kan sama si Rendi??
Adi: kenallah, dia kan teman sebangkuku di SMA.Emg ada apa dg dia??
Budi:ehmmm... gni...... eemmm...eitzz tapi jgn bilang siapa2 ya...
Adi: oke.. Emang ada apa sih??Budi: ini masalah pribadi soalnya!!!
Adi: lhohh??? katanya masalahnya Rendi? koq malah ngomongin si Pribadi??kalo ngomongin maslaah si pribadi jgn sama aku, aku ga kenal sama si pribadi
Budi: aah kamu... bukan gitu.. ini masalah rahasianya si Rendi...

anekdot "itu urusan pribadi" masuk akal juga untuk mengingatkan kita bahwa kita tidak perlu mengurusi urusan orang lain yang memang bukan urusan kita. seperti menggosipkan keburukan orang lain / mencritakan aib orang lain pada khalayak. Apalagi kita pasti tidak mau jadi bahan pembicaraan orang lain...

Pertanyaannya : Mampukah kita menahan "rasa ingin tahu" yang berlebih itu ??



(Written by: Yohanes Putra Pratama)
»»  READMORE...

Berhasil, Masalah, dan Hadiah

Apa yg kita raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang kita lakukan trus menerus. KeBERHASILan bukan sesuatu yang datang begitu saja. Bila kita yakin pada Tujuan dan Jalan kita, maka kita harus memiliki ketekunan untuk berusaha. Ketekunan adalah kemampuan kita untuk bertahan di tengah tekanan dan kesulitan. Jangan hanya berhenti pada langkah pertama!

Bila kita menganggap MASALAH sebagai BEBAN, kita mungkin akan menghindarinya. Bila kita menganggap MASALAH sebagai TANTANGAN, kita mungkin akan menghadapinya. Namun, MASALAH adalah HADIAH yang dapat kita terima dengan sukacita. Dengan pandangan tajam, kita melihat keBERHASILan dibalik setiap MASALAH.

MASALAH adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, HADAPILAH dan UBAHLAH menjadi kekuatan untuk BERHASIL. Tanpa MASALAH,kita tak layak memasuki jalur keBERHASILan. Bahkan hidup ini pun MASALAH, karena itu terimalah sebagai HADIAH !!

Sekarang pertanyaannya: mampukah kita menerima MASALAH sebagai HADIAH ??
Hanya dengan menyerahkan smua pada Tuhan kita akan MAMPU !!
Mat 11:28-30


 (written by: Yohanes Putra Pratama)
»»  READMORE...

99 Balloons

Video ini mengisahkan sekaligus hendak mengajarkan kita bagaimana untuk bersyukur dan selalu berserah kepada Sang Khalik, sekalipun dan meskipun kita berada dalam situasi yang betul - betul tidak enak.

Karena itu, nikmatilah setiap detik yang ada bersama dengan orang yang anda kasihi, dan syukurilah itu !

Please enjoy this short video....
»»  READMORE...

Kesetiaan ?


Siapapun didalam dunia ini, hampir semuanya memerlukan yang namanya KESETIAAN, didalam segala hal.
Baik itu kesetiaan kepada pasangan, kesetiaan kepada sesame, kesetiaan pada suatu janji atau sumpah atau apapun, bahkan, kepada Tuhan-pun kita dituntun untuk setia !

Hendaknya pula apabila kita memang benar setia, memang kita setia karena kita mengasihi dia yang kita cintai/kasihi/sayangi, bukan karena kita takut atau paksaan baik itu dari dalam diri kita maupun dari luar diri kita.

Semakin setia kita kepada seseorang atau kepada siapapun itu, berarti menunjukkan seberapa besar sayang kita kepada orang yang kita kasihi itu, menunjukkan seberapa pentingnya dia dalam hidup kita, bahkan menunjukkan seberapa dalamnya perasaan kita kepada dia.

Ada suatu kisah nyata, tentang kesetiaan atau loyalitas se-ekor anjing kepada tuannya, di daerah Edinburgh, Skotlandia. Ada seorang petani yang bernama John Gray yang hanya hidup sendiri ditemani oleh anjing kecilnya, setiap hari selama hidupnya, John selalu bersama-sama anjingnya apabila ia sedang bekerja di ladang, pergi ke pasar untuk menjual hasil taninya, ataupun pergi ke kota denga menggunakan kereta untuk berbelanja. Karena amat setianya anjing tersebut pada pemiliknya, maka anjing inipun sudah hafal rute atau jalan-jalan mana di daerah tersebut yang pasti dilalui oleh tuannya tersebut.  Suatu, hari John hendak pergi berbelanja ke kota dengan menggunakan kereta dari stasiun seperti biasanya, entah mengapa pada hari itu, ia tidak mengajak anjing kesayangannya itu untuk pergi bersama dia, melainkan ia hanya mengunci anjingnya itu didalam rumahnya. Ketika John hendak kembali dari kota, suatu peristiwa naas menimpanya, yang mengakibatkan John meninggal, ketika John wafat, tidak ada seorangpun yang mengetahui tentangnya, sehingga ia dimakamkan dengan nisan tanpa nama. Lepas dari tentang John, di rumahnya, sang anjing setia itu mulai gelisah, ia berusaha meronta keluar dari rumah karena ia tahu, bahwa ini tidak seperti biasanya, berhasilah ia keluar dari jendela, selama beberapa jam, dengan mengandalkan penciumannya ia terus menyusuri daerah tersebut, bahkan hingga ke kota, hebatnya, Anjing tersebut berhasil menemukan makam tuannya dan orang-orang di kota itu mengetahui bahwa yang meninggal itu adalah petani John dari desa, mulai sejak saat itulah anjing ini tidak pernah dan tidak mau beranjak dari makam sang tuan, kecuali ketika anjing itu merasa lapar, karena disana ada seorang tukang daging yang baik hati untuk member makan anjing itu. Anjing setia tersebut setia menjaga makam tuannya selama 14 tahun, bahkan ia dikuburkan bersama tuannya. Suatu memorial statue dibangun untuknya yakni sebuah air mancur, demi menghormati LOYALITAS anjing tersebut !

Lepas dari cerita tersebut, kita dapat belajar bahwa (maaf!) terkadang anjing jauh lebih setia daripada manusia !
Terutama dalam hal kesetiaan kita kepada Tuhan. Seringkali kita setia kepada Tuhan karena hanya takut kalau-kalau nanti Tuhan marah kepada kita, kita setia pada Tuhan agar Tuhan senantiasa memberikan berkatNya pada kita, atau berbagai macam alasan kita setia padaNya. Tapi lihatlah ! semuanya itu karena ada alasannya ! bukan berasal dari ketulusan hati melainkan karena ada faktor A,B, dan C, bahkan mungkin ada banyak alasan lainnya lagi.
Hal ini sama seperti manusia yang setia pada atasannya saja, ia setia agar dapat naik pangkat, ia setia agar bias naik gajinya, ia setia agar ini dan itu, dan ia setia karena TAKUT.

Hal ini tidak sepatutnya dan tidak sepantasnya terjadi pada kita umat Kristen, yang mengaku dan meng-klaim dirinya sebagai orang percaya,orang beriman, orang ini dan itu dengan berbagai gelar-gelar imannya yang serba “ber”

Nabi Hosea, pada kitabnya yaitu Kitab Hosea 12:7 menuliskan tentang kesetian Umat Tuhan pada Tuhan Allah yang berbunyi Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan hukum, dan nantikanlah Allahmu senantiasa” Kata kasih, bukan hanya sebatas tulisan atau wacana atau bahkan mungkin menjadi pemanis bibir saja, melainkan sungguh-sungguh di-ekspresikan dan di wujud nyatakan dalam seluruh rangkaian hidup kita ini. Kesetiaan dan setia adalah seharusnya menjadi karakteristik yang khas dari umat Allah yang mengaku dirinya serba “ber” dalam hidup keber-imanannya

Pada masa pra-paskah yang suci dan indah ini, kita diberikan contoh hidup dan nyata dari seorang Anak Manusia, yang lahir dari seorang Perawan Maria, Ia yang adalah seorang Raja dari segala raja, Ia yang merupakan pencipta dunia ini, tapi Ia tetap setia kepada ciptaanNya meskipun kita sungguh sangat berdosa tapi Ia mau lahir ke dunia yang hina ini untuk menyelamatkan kita dari dosa dan maut, lewat wafatNya diatas kayu salib. Dari situ, kita dapat meneladai Yesus sebagai teladan umat beriman bahwa Ia sungguh-sungguh dan sangat setia kepada kita bahkan Ia tidak mau melepaskan kita kepada maut karena kesetiaanNya itu Ia harus menderita. Dan sekali lagi, Kristus setia kepada kita TANPA BERSYARAT !

Oleh sebab itu, Kesetiaan bagi kita umat beriman adalah bukan suatu yang bias ditawar-tawar, bukan pula sebuah pilihan, bukan pula karena paksaan dari factor A,B,C dan sebagainya melainkan kesetiaan itu bagi kita ialah Mutlak keharusan, namun sungguh sangat disayangkan, seringkali yang kita jumpai pada saat ini, ialah Kesetiaan itu hanya menjadi pilihan saja. Akibatnya orang yang setia menjadi begitu langka, hal ini serupa dengan apa yang dikatakan oleh kitab Amsal 20:6 “Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?”

Ketika kita setia pada sesuatu yang amat kita sayangi karena kita menganggap itu merupakan sesuatu yang berharga dan bernilai dengan tanpa paksaan atau intervensi dari berbagai pihak, dapatkah juga kita ini, setia kepada Allah, yang sudah rela memberikan nyawaNya kepada kita demi member hidup baru kepada kita, tanpa ada alas an-alasan ini dan itu ?? Bukankah acapkali dalam bibir ini kita mengatakan bahwa Tuhan itu sangat berharga bagi kita?

Kesetiaan umat kepada Tuhan, sangat begitu diharapkan ada disetiap umatNya yang beriman pada Dia, seperti yang diungkapkan oleh Tuhan Yesus kepada ahli taurat dan orang-orang farisi di zamannya (bahkan juga, mungkin berlaku bagi kita-kah?)

Sama seperti kisah anjing diatas tersebut, mampukah kita setia pada Allah seperti itu? Biarlah anda sendiri yang menjawabnya dalam hati dan itu semua tulus sejati keluar dari hati yang mengaku.

Nyanyian refleksi:
PKJ 154 “Setiakah diriku padaMu Tuhanku?”

Setiakah diriku padaMu Tuhanku
Dan siapkah hatiku mengiringMu terus?
‘ku harus mengaku tidak tekun, semangat pun
Rentan, dan jiwaku yang rapuh, membuatku bercela


Our loyalty to God is not  tested when everyone is strong, but when they are not and you still are
»»  READMORE...

16.7.11

Refleksi dari sebuah camp

Beberapa minggu lalu, saya mengikuti acara camp gabungan antara komisi Remaja dan Pemuda di gereja saya, yang diadakan didaerah Bogor. Dalam camp kali ini, rupanya saya tidak hanya dilibatkan sebagai peserta saja, tapi lebih dari itu, saya dilibatkan untuk menjadi pendamping (mentor) bagi teman-teman peserta camp saat itu. Mendapatkan 'tugas' itu, tentu perasaan saya campur aduk, antara senang dan kaget ! kenapa ? Ya, karena ini kali pertama saya ditugaskan mendampingi teman-teman remaja. Tapi rupanya hal itu tidak menciutkan saya untuk menjadi pendamping bagi mereka selama 3 hari 2 malam disana. Mereka asyik dan menyenangkan !

Tapi, tugas saya gak berhenti mendampingi teman-teman remaja saja. Lebih dari itu, saya mendapatkan sesuatu yang bagi saya ini adalah pengalaman yang sangat-sangat baru dan menegangkan ! Kotbah ! Ya, saya berkotbah ! Oleh panitia, saya ditugaskan untuk memimpin ibadah pagi selama 2 hari berturut-turut ! Ini betul-betul pengalaman yang tidak mungkin dapat saya lupakan, karena ini pengalaman pertama kalinya dalam hidup saya, saya berkotbah dihadapan teman-teman remaja-pemuda. Wow... terkadang saya malah kaget sendiri kalau mengingat akan peristiwa itu. Apa yang saya pelajari selama mendampingi dan mengikuti camp ini ada banyak. Yaitu (1) komitmen, waah, kalau saja saya tidak betul-betul berkomitmen dalam mendampingi teman-teman remaja, yang akan terjadi adalah saya akan merusak seluruh rangkaian program camp ini ! Meskipun dalam camp ini ada banyak letih, duka, kaget dan sebagainya yang saya alami, namun itu semua tidak boleh dan tidak bisa menjatuhkan saya ! Justru dalam hal-hal itu saya menjumpai banyak pelajaran berharga yang saya tidak jumpai di bangku akademik saya. Jadi, ketika saya berkomitmen maka disitu saya memperoleh banyak hal ! So, if you have commitment, come on ! keep it burning in you !

(2)camp ini mengajarkan bagaimana kita dapat hidup dan survive di tengah masyarakat... tentu ini bukan hal mudah, sebagai manusia (homo socius) kita harus bisa hidup berdampingan dan bekerja sama dengan orang lain ! yaaah, meskipun sulit, namun bukan berarti bisa kita abaikan ! Tapi harus kita perjuangkan, sebab kalau kita tidak dapat hidup bersama dengan orang lain... waaah, saya jamin, kita tidak akan mampu berbuat banyak dan akhirnya kita bisa hancur.

Setidaknya 2 hal itu yang saya dapat dan menurut saya yang 'vital' dalam acara camp itu. Sebenarnya masih ada juga hal-hal kecil namun menarik untuk saya, tapi kelanjutannya akan saya tuliskan nanti, bukan dalam cerita seperti ini, tapi dalam format cerita ilustrasi lain.

So...selamat untuk teman-teman pemuda-remaja gereja gki pamulang. Proficiat ! dan sukses selalu dalam komitmennya pasca-camp kemarin, biarlah semangat camp itu boleh terus keep burning dalam hidup kita ! Selamat berproses dan selamat ber-ziarah dalam hidup kita masing-masing ! Sampai ketemu lagi kita dalam acara-acara camp selanjutnya.
»»  READMORE...

15.7.11

Hidup adalah Ekaristi

Hidup setiap manusia, tidak terlepas dari jatuh -bangun, persaingan, sukses, gagal, sedih,senang, marah, dan sebagainya.
Orang bilang hidup itu memang harus ada shock therapynya supaya kenikmatannya berasa. Ya, ga salah juga sih, memang benar kalau hidup itu harus ada 'naik-turunnya'. Hidup yang datar-datar aja, adalah hidup yang sama sekali tidak menarik, kata orang 'ga ada gregetnya'.

Manusia tampaknya akan lebih bahagia, senang, dan bangga ketika hidupnya berada di titik puncak kesuksesannya, ketika ia berada dibagian yang menurutnya membuat hidupnya nyaman, aman, dan bahagia. Susah bagi kita untuk menerima kenyataan apalagi mensyukurinya kalau kita sedang berada diposisi bawah, posisi yang sama sekali gak enak, posisi dimana sama sekali tidak membawa kenyamanan dan kebahagiaan. Ya, itulah dinamika hidup manusia. Filsafat hidup manusia mengatakan bahwa hidup itu seperti roda yang berputar, atau mungkin dengan sejuta metafora lainnya...

Mungkin kita gak sadar, bahwa sebenarnya itu semua adalah bagian dari proses kehidupan kita yang bertujuan untuk terus membarui diri kita, membarui tentunya untuk semakin positif. Kata seorang teman karib, hidup kita itu gak boleh stag pada satu titik saja, kita harus mau dan mampu berjalan mengikuti alurnya dengan semaksimal mungkin. Kita juga seharusnya mensyukuri seluruh bagian dari proses kehidupan kita. Mensyukuri bukan hanya stop pada sebatas berdoa syukur lalu berpangku tangan saja menerima ini-itu sepintas lalu. Mensyukuri itu menurut saya berarti kita bersyukur lalu berusaha mengembangkan apa yang kita terima untuk kita kembangkan menjadi semakin dan lebih baik.

Ngomong-ngomong mengenai bersyukur, yaa memang sih agak susah juga dilakukan pada saat yang gak enak. Bersykur lebih sering menjadi Lips Service dari orang-orang yang 'ada di posisi atas' kepada 'orang-orang diposisi bawah' (bukan berarti kaya atau miskin lhoo...). Ya meskipun susah, kita harus tetap belajar dan terus belajar bersyukur dimanapun posisi kita sekarang. Saya sendiri juga masih belajar untuk bersyukur dalam segala hal :)

Hidup kita itu anugerah terindah dari Tuhan. Saya seringkali takut dengan ungkapan ini, kalau dibilang anugerah, orang-orang pasti pada nangkepnya penuh dengan rezeki, berkat, dan kenyamanan. Wah, hidup itu bukan seperti jalan tol bung yang selalu lancar tanpa macet, selalu mulus jalannya, mempermudah jalan, dan sebagainya ! Kalo saya boleh jujur, hidup itu menurut saya seperti wahana Kora-kora di Dunia Fantasi Ancol, kok bisa ??  Ya..dalam wahana itu, memang agak ngeri sedikit, karena kita diayun begitu kencangnya dari atas-bawah, bawah-atas, meskipun kita diayun begitu kencangnya tapi kita tahu, bahwa itu mengasyikkan dan tetap aman. Karena  gak mungkin kita akan terlempar begitu rupa. Itulah hidup, meskipun kita diayun begitu rupa dengan cobaan-cobaan yang membuat kita kadang diatas, kadang pula dibawah namun kita tetap tahu, bahwa kita tetap aman, karena Tuhan ada mendampingi kita...Hidup itu asyik !

Banyak orang melakukan tindakan curang (a.k.a mengambil jalan pintas yang tidak tepat) demi mempertahankan top positionnya, demi mempertahankannya ia rela berbuat curang ini itu, misalnya dikalangan kita pelajar, dengan nyontek, dikalangan yang agak High Class mainannya korupsi ini-itu. Tau gak kalo sebenernya itu semua menunjukkan bahwa kita tidak menghargai hidup sebagai anugerah Tuhan lho.... kan udah dikatakan diatas, kalau hidup ini anugerah maka tidak usah khawatir, Tuhan pasti jaga deh !
Toh, kalau memang harus berada dibawah juga kita tidak akan mati kan? apa salahnya?? Mungkin kalau kita lagi dibawah itu sebuah pelajaran berharga bahwa kita harus belajar dan terus belajar memperbaiki diri terus semakin baik dan jangan stagnan diposisi nyaman kita apalagi berpangku tangan diam hanya menanti mujizat... :)

Hidup yang naik-turun namun disertai dengan usaha dan doa untuk terus bertekad maju, merupakan hidup yang indah dan patut disyukuri. Saya mungkin saat ini sedang berada diposisi yang kurang enak mungkin bisa saja posisi buruk, tapi saya berjanji dan bertekad dengan pertolongan Tuhan untuk terus berusaha memperbaikinya dan membuatnya menjadi lebih indah. Justru dalam naik turunnya hidup kita, kita dituntun untuk belajar dan terus belajar menjadi pribadi yang berkualitas, matang, dan dewasa dalam menjalani hidup ini.

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu...
karena itu memberikan kesempatan padamu untuk belajar

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit...
Karena di masa itulah kamu bertumbuh

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu...
Karena itu memberikan kesempatan padamu untuk berkembang

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru...
Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih...
Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan

Mungkin mudah bagi kita untuk bersyukur pada hal-hal yang baik. Namun apakah mungkin
kita dapat bersyukur pada masa surut? Ya ! kita bisa dan harus bisa !

Rasa Syukur dapat mengubah hal negatif menjadi positif, temukan cara bersyukur atas masalah-
masalahmu dan itu semua akan menjadi berkat bagimu dan bagi orang lain...
Dari tulisan diatas, kita belajar bahwa hidup itu tidak selamanya enak, namun hidup yang tidak selamanya enak itu harus kita syukuri, dan kita ambil untuk menjadi bahan baku kehidupan yang lebih baik. Hal yang baik dari posisi yang menurut kita tidak baik, kita jadikan anak tangga menuju kehidupan yang lebih baik, sedangkan yang kurang baik, kita bungkus lalu kita kubur dan lupakan. Hidup itu hanya sementara, hidup itu seperti bunga..yang sebentar saja mekar lalu kemudian mati jatuh ketanah.

Kawan, dari  notes ini kita belajar bahwa jatuh bangun dalam hidup kita pada akhirnya nanti ingin membuat hidup indah dan bermakna...

selamat menghayati dan menziarahi hidup ini kawan... Hidup kita adalah ekaristi, artinya, hidup adalah ungkapan syukur dan jalanilah hidup yang dipenuhi syukur ini, dengan syukur-syukurmu.
»»  READMORE...

Yang tak berharga, yang menyelamatkan

Saat perang dunia II, seorang anggota marinir Amerika Serikat terpisah dari rombongan kesatuannya, dan ia sendirian di hutan belantara. Kemudian ia melihat sebuah gua, dan ia masuk kedalamnya untuk bersembunyi dengan harapan ia tidak akan ditemukan oleh musuhnya. Sementara ia bersembunyi, ia berdoa memohon kepada Tuhan agar ia selamat hingga teman-temannya datang kembali untuk menyelamatkan ia.

Tiba-tiba seekor laba-laba jatuh, dan mulai menenun jaringnya di mulut gua. Walau ketakutan, tetapi dalam hati marinir itu, ia tertawa. Yang ia butuhkan adalah dinding batu untuk menyembunyikan dirinya, dan bukan seekor laba-laba yang menenun jala. Sementara laba-laba ini membuat jaring yang berlapis-lapis, terdengarlah derap tentara musuh yang mulai mendekat ke gua tempat ia bersembunyi itu. Kemudian tentara musuh itu memeriksa gua tersebut, sementara memperhatikan gua itu, mereka melihat jaring laba-laba yang tebal itu, lalu pemimpin mereka berkata "kita tidak perlu memeriksa disini, tidak mungkin ada yang dapat masuk tanpa merusak jaring laba-laba ini"

Kemudian tentara musuh-pun pergi meninggalkan gua tersebut, dan selamatlah nyawa marinir itu dari musuh yang siap membunuhnya.

Tuhan, dengan cara unik-Nya telah menyelamatkan nyawa marinir itu. Awalnya marinir ini tertawa melihat laba-laba itu, tetapi sekarang ia sadar, bahwa melalui jaring yang ia pikir tidak berguna-lah ternyata yang menyelamatkan nyawanya dari musuh. Bagi Tuhan, sebuah jaring laba-laba yang tidak berguna itu bisa lebih kuat daripada dinding batu untuk melindungi nyawa marinir itu.

Demikian juga dalam hidup kita, seringkali kita tidak sadar, bahwa justru pertolongan Tuhan hadir dalam wujud yang tidak kita duga....namun lewat yang kita tidak duga itu-lah justru malah yang dapat menolong kita...
»»  READMORE...