
Pada hari Minggu yang lalu, saya menghadiri kebaktian II di gereja dimana saya berjemaat, seluruh rangkaian liturgi ibadah diikuti oleh jemaat dengan baik, meskipun terlihat beberapa jemaat yang datang terlambat, sebagian dari mereka ada yang datang ketika votum, bahkan saat pengakuan dosa, maka, mau tidak mau, merekapun harus mengikuti kebaktian diluar gedung. Ya, tapi ibadah terus berjalan dengan hikmat.
Hari Minggu itu, dalam kalender liturgis gereja saya, jatuh pada pesta perayaan hari Trinitas (beberapa gereja menyebutnya juga dengan hari raya Tritunggal Mahakudus, namun intinya sama) Maka, inti / pusat dari Ibadah pada hari itu adalah membahas tentang ke-Tritunggalan Allah yang mengasihi kita umatNya. Mulai dari lagu pembukaan hingga kolekte umat, semuanya berjalan dengan khusuk dan lancar, dan mata umatpun tertuju pada liturgi dan pelayan sabda dengan baik, maklumlah, beberapa umat ada yang hadir dengan semboya 4D-nya hehehe..
apa itu 4D? yaitu, Datang, Duduk, Diam, Dengar, jadinya belum tentu tertera dihati mereka.
Namun, lepas dari itu semua, ketika perayaan liturgi, memasuki Ritus Pengutusan, 2 orang wanita paruh baya, baru datang mengikuti kebaktian hari itu ! Bayangkan saja, kebaktian dimulai pukul 09.30, namun mereka baru hadir pukul 11.00 !
Tentu saja, hal ini mengundang perhatian jemaat sekitar mereka duduk, satu per satu umat mulai berbisik-bisik pada satu sama lain. Saya yakin, bahwa apa yang dipikirkan oleh jemaat sama seperti apa yang saya pikirkan, yakni, Mereka tidak sopan !
Ya, pasti itu yang ada di benak jemaat sekitar.
Namun, akhirnya saya mencoba melihat dari sisi positifnya....Ya ! akhirnya saya bisa menemukan sisi postifnya !! Yang dapat saya petik dari pengalaman ini adalah, meskipun mereka datangnya sangat telat, namun, mereka setidak-tidaknya masih memberikan usaha mereka untuk hadir pada kebaktian, meskipun sisi negatifnya lebih banyak, tapi setidaknya ada sisi positifnya sedikit bukan?
Terkadang, kita semua, hanya memandang seseorang yang berbuat salah, dari sisi negatifnya, entah dia orang baik atau bukan, namun jika ia melakukan sedikit kesalahan saja, kita sangat mudah untuk menghakimi, bahkan mungkin memaki dia, sebab ! kita tidak mampu memberikan sedikit ruang positif untuk kita lihat, apa yang tampak dominan, itulah yang acapkali menjadi tolok ukur penilaian kita, sedangkan apa yang tampak kecil, kita abaikan....Perlu kita ketahui, bahwa terkadang, apa yang kita lihat kecil dapat mengubah sesuatu yang besar, senada dengan peribahasa dalam bahasa Indonesia "Karena nila SETITIK maka rusak susu SEBELANGA"
Pandangan positif akan sesuatu, pasti akan mengubah seluruh pola pikir kita menjadi positif terhadap sesuatu yang tadinya kita anggap buruk....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank's for your comment