2.6.10

Kebahagiaan semu...


Pada suatu sore, seorang seorang pemuda, yang umurnya ditaksir kurang lebih 20 tahun, duduk disebuah taman, tepat dipinggir sebuah sungai yang mengalir disekitar taman tersebut, ia duduk sambil mengamat-amati 2 rumah yang berada di seberang sungai itu. Antara 2 rumah itu, terdapat perbedaan yang sangat signifikan, rumah yang satu, adalah rumah yang cukup mewah, dengan pekarangan yang luas dan indah, serta didalamnya terdapat beberapa buah mobil yang cukup bagus, sedangkan disamping rumah itu, berdiri sebuah rumah yang yang kecil, dan tampak usang, tidak memiliki pekarangan dan tidak ada yang menarik disana.

Pemilik dari rumah yang mewah itu ternyata adalah seorang pejabat terkenal di kota itu, sedangkan rumah yang berada tepat di samping rumah itu adalah rumah dari pelayan yang bekerja di rumah mewah itu.

Ketika pemuda itu sedang asyik mengamati kedua rumah itu, datang seorang anak kecil, yang umurnya ditaksir kurang lebih 10 tahunan itu, duduk disamping sang pemuda. Lalu terlontarlah pertanyaan dari seorang anak kecil itu "Kak, apa yang sedang kakak lihat?" Pemuda itu lalu menjawabnya "Kakak sedang melihat kedua rumah yang ada diseberang sungai ini dik...pasti enak ya dik, kalau kita memiliki rumah yang besar itu, beserta dengan pekarangan yang luas dan indah serta memilik mobil-mobil bagus dan pelayan yang banyak, pasti keluarganya sangat bahagia" ucapnya seraya berangan-angan memiliki rumah besar itu.

Ternyata, apa yang dikatakan serta diimpikan oleh pemuda itu tidak sama seperti apa yang diucapkan anak kecil itu, anak itu menimpalinya kembali "wah, kalau aku lebih bahagia berada di rumah yang kecil dan jelek yang berada disamping rumah itu kak!" Dengan kaget dan heran, pemuda itu kembali bertanya "Lho, memangnya kenapa kamu tidak mau memilik rumah yang besar itu??" lalu anak itu kembali menjawabnya "Ya kak, sebab dirumah besar itu tidak ada kebahagiaan yang bisa didapat, setiap hari datang beberapa orang rentenir sebab mereka memiliki banyak utang di bank, sebab mobil serta rumah mereka dibeli secara kredit, namun beberapa bulan ini mereka tidak sanggup membayarnya lagi, karen tuan rumahnya, yang pejabat itu, kini sedang tersandung masalah korupsi di kantornya, setiap hari mereka berada didalam ketakutan bahkan tangisan, karena mereka selalu dikejar-kejar oleh para rentenir serta polisi...oleh karena itu, saya lebih memilih rumah yang kecil dan terlihat jelek itu, disana terdapat kebahagiaan sejati, sebab tidak pernah ada rentenir yang datang kesana, barang yang mereka belipun semuanya tunai, meskipun bukan barang mewah, bahkan setiap anggota keluarganya pun saling bahagia"
Dengan terheran-heran, pemuda itu bertanya kembali "Lho, dik, darimana kamu tahu tentang semuanya itu?" kembali anak itu menjawab "Ya, saya tahu kak, sebab, orang tua saya adalah pelayan dirumah besar itu, setiap hari pula, orang tua saya menceritakan tentang keadaan rumah itu kepada kami. Nah, oleh karena itulah saya tahu tentang keadaan rumah itu"

Lalu, akhirnya, pemuda itu kembali merenung sejenak tentang apa yang selama ini ia kira, ternyata tidak semuanya itu indah.

Terkadang apa yang kita lihat dari luarnya itu enak, ternyata didalamnya tidak sama seperti apa yang kita bayangkan, hal itu pula yang sering terjadi pada kita, kita acapkali melihat sesuatu, kita selalu melihat dari luarnya saja, karena menurut kita indah,bagus,mewah, dan sebagainya, namun didalamnya kita pun tidak pernah tahu, karena pikiran kita terbentuk dengan anggapan, sesuatu yang besar dan indah itu pasti baik adanya, sedangkan yang kecil dan kurang elok, kita hanya memandang sebelah mata.

Inilah yang dikatakan dengan "Kebahagiaan yang Semu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

thank's for your comment